Selasa, 27 Desember 2011

Tradisi "Basawah" ughang Bailangu


Marencam

Yaitu : kegiatan menabur benih padi di suatu lokasi tertentu hingga bibit diperkirakan siap untuk dipindahkan kesawah. Adapun benih di taburkan pada lubang yang sebelumnya telah dibuat dengan menggunakan sebatang kayu yang ujungnya di buat tajam berbentuk prisma (kayu bulat kira-kira sebesar lengan tangan orang dewasa) yang disebut "tugal".

Zaman dulu sebelum beni padi di rencam, di lakukan proses penuturan kidung "Dewi Sri" yaitu sebuah penuturan tentang asal mula padi serta tata cara menghormatinya dan manfaatnya buat manusia. Tradisi ini sepertinya peninggalan kepercayaan hindu. Saat ini mungkin sudah tidak dilakukan lagi karena tidak ada lagi yang tahu dan hapal dengan Kidung ini. Dulu kakek kami selalu melakukannya sebelum pelaksanaan "marencam"

Mancemai/Nyemai

Yaitu : kegiatan menanam anak padi yang hasil "rencaman" ke sawah. Persemaian biasanya dilakukan dipinggiran sawah yang agak surut namun terdapat airnya. Hal ini akan dilakukan berulang-ulang sampai  ketinggian anak padi sekitar 75cm sampai 1 meter, tergantung kedalaman sawah. Mengingat sawah masyarakat Bailangu adalah sawah tadah hujan.

Batandur

Yaitu : kegiatan menanam padi secara permanen di sawah menggunakan sebuah alat yang disebut "tugal", tetapi tugal yang digunakan di sawah yang berair berbeda dengan tugal di sawah kering. Tugal disawah kering sama dengan tugal yang digunakan untuk "marencam". Perbedaannya  tugal untuk betandur bentuknya seperti tongkat atau seperti angka 7, dimana gagang tugal berfungsi untuk menekan anak padi ke tanah dan diujung tugal terdapat cekungan yang berfungsi untuk menahan akar padi agar tidak patah saat ditancapkan kedalam tanah.

Ngumput

Yaitu : kegiatan membersihkan rerumputan yang tumbuh disekitar padi, tujuannya agar rumput tidak menjadi penghambat pertumbuhan padi. Kegiatan ini sering juga di sebut dengan "nyiang anak padi"

Ngetam 

Yaitu : kegiatan memanen hasil tanaman padi. Alat yang digunakan biasa di sebut "tuai"  yakni alat yang berbentuk pisau yang di jepit pada sebilah papan kecil atau bambu. Yang fungsinya untuk memotong tangkai padi, dimana saat memanen padi jari telunjuk dan tengah menjepit tuai sedangkan ibu jari dan jari manis menggenggam tangkai padi. Berbeda  dengan padi yang ditanam di sawah irigasi yang biasanya dipotong menggunakan arit pada batang bagian bawahnya, pada padi tadah hujan hanya dipotong pada tangkainya.

Ngetam Penyawan/lenas

Yaitu : kegiatan memanen buah padi susulan, kegiatan ini biasanya dilakukan beberapa waktu setelah panen raya dilaksanakan. Hal ini dilakukan  untuk memanen buah yang tertinggal ketika panen raya, atau memanen buah susulan yang belum matang ketika panen raya dilakukan. Atau bisa jadi ada buah padi dari tunas padi yang telah dipanen.   

Ngirik/Ngeghik

Yaitu : kegiatan secara tradisional untuk memisahkan gabah/buah padi dari tangkainya. Kegiatan ini dilakukan dengan cara menginjak gabah pada lantai yang terbuat dari anyaman bila bambu, sehingga buah padi yang telah terpisah dari tangkainya akan jatuh kebawah. Sementara di bawah telah di siapkan tikar rotan untuk menampung buah padi.

Ngangen

Yaitu : kegiatan memisahkan buah padi antara yang bernas dan yang hampa, kegiatan ini biasanya memanfaatkan hembusan angin yang tidak terlalu kencang. Padi dimasukkan kedalam alat seperti Nampan yang disebut "Nyighau"  kemudian diangkat keatas setinggi bahu, lalu digoncang-goncang sampai padi turun kebawah. Buah padi yang bernas biasanya jatuh tepat kebawah, sedangkan yang hampa agak melayang jauh.

Nyemo

Yaitu : kegiatan menjemur padi di terik sinar matahari. Hal ini dilakukan agar buah padi menjadi matang dan kulit padi mudah dipisahkan tatkala di giling pada mesin pengupas padi.

Setelah proses nyemo selesai maka padi siap diolah menjadi beras, biasanya dibawah ke pabrik penggilingan padi yang tradisi ini biasanya disebut "mabrek" disinilah proses terakhir mengolah padi menjadi beras. Kalau zaman dulu proses ini dilakukan menggunakan lesung, Yakni padi ditumbuk di dalam lesung yang terbuat dari kayu yang dilobangi berbentuk lingkaran, lalu padi ditumbuk sampai kulit padi terkelupas, terpisah dengan isinya yang disebut beras. Alat yang biasa digunakan untuk mengangkut beras adalah "bunang" yakni semacam keranjang yang dianyam rapat dari bahan rotan.

Semoga artikel ini memberikan pencerahan kepada anak-anak Bailangu yang sudah tidak dilahirkan di Desa Bailangu atau sebagai pengobat rindu ughang Bailangu yang telah lama meninggalkan dusun.

Kalimat motivasi : 
* Ada 3 hal dalam hidup yang tidak bisa kembali : Waktu, Kata-kata dan kesempatan.
* Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita sulit.
   Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah & jangan pernah "menyerah" untuk "mencoba".

Kamis, 22 Desember 2011

Ibu ...

Dalam realita kehidupanmu..
Minimal ada seorang wanita yg sangat PEDULI kamu.. Pasti..!
Terlepas kamu setuju atau Tidak, terima atau tidak, Wanita ini ada..!

Dan ia adalah satu satunya manusia di Planet ini yg diizinkan Rahimnya kau tempati free of charge selama 9 bulan . Yang Siap menahan sakit demi untuk kehadiranmu disini sekalipun nyawanya menjadi taruhan.
Dalam membesarkanmu ia melewati hari-hari yg tidak gampang.. Sering ia tidak tidur karena kamu sakit.., dalam kebingungan ia hanya menangis dan berdoa karena panasmu yang tidak reda, atau kamu tidak bisa buang kotoran. Ia tidak jijik dengan kotoranmu berselemak dibadannya bahkan ia tertawa lepas saat semua itu terjadi.

Tahun-tahun berganti..
Kini kamu sudah Dewasa. Kamu sudah bisa ke Dokter kalau kamu sakit..
Dan status kamu pun kini sudah berubah..
Kamu Tidak butuh wanita itu lagi.
Sekarang wanita itu sudah tua.. lamban, suka dgn cerita lama yg membosankan, nasehatnyapun selalu itu-itu saja..
Belum lagi bau badannya yg sering diprotes oleh: pacarmu/suami atau istrimu/anak-anakmu. Komunikasi kalian Payah.. Susah..!

Hai Saudaraku..
Anda benar.. Wanita tua ini sering membosankan dan tak nyambung..
Tapi coba berdiamlah beberapa menit dalam hening..
Sejelek apapun dia.., orang lain boleh Tidak suka dia.
Tapi Kamu Tak Boleh.. Sebab ia adalah IBUmu
Di hari tuanya yg tak lama lagi.., Bukan HARTAmu yg ia harapkan, ia TIDAK butuh apapun dari kamu. Ia hanya Takut.. Kehilangan kamu.. Takut kamu tdk peduli dia lagi..
Karena ia begitu mencintaimu.
Ia sudqh Bahagia kalau kamu datang dan bertanya "apa kabar..?
Dan tanganmu mau mengelus dia dengan lembut.
Saudaraku maafkan dia kalau ia pernah melakukan hal yg mengecewakan kamu..
Percayalah ia pantas untuk kau cintai.

Saudaraku..
Waktu wanita tua itu tidak banyak lagi..
Dengarkanlah ini: Jangan Lagi Bersuara Keras Padanya..
Dalam keadaan apapun.. Itu akan sangat melukainya.:'(


I Love u Mom!

Rabu, 21 Desember 2011

Tradisi berburu ughang Bailangu

Berayau

Yaitu tradisi berburu hewan liar, seperti Rusa dan Kijang untuk dikonsumsi. Perburuan biasanya dilakukan pada malam hari dimana daerah perburuan biasa dilakukan di hutan-hutan sekitar ladang atau kebun karet (kebun para). Peralatan yang digunakan meliputi bedil kecepek, lampu badai, tombak, parang, dan pisau. Hasil berburu biasanya dibagi-bagi untuk dikonsumsi sanak keluarga terutama anggota kelompok.

Marepas

Yaitu tradisi berburu hewan liar yang ukurannya lebih kecil seperti burung. Burung yang biasa menjadi sasaran perburuan adalah burung yang boleh dikonsumsi menurut syariat Islam, seperti Belibis (Beliwis), ayam-ayaman (Burung Ko'er), serta hewan liar untuk dipelihara seperti kucing hutan, biawak (biancak), ayam hutan dan lain sebagainya. Peralatan yang digunakan biasanya perangkap yang terbuat dari bahan-bahan berupa rotan, ranting, bambu dan tali pancing serta umpan berupa padi.

Mikat

Yaitu tradisi berburu hewan liar dengan cara menggunakan hewan yang sama tetapi telah dijinakkan terlebih dahulu. Jika Marepas peralatan biasanya ditinggal pergi, baru di cek keesokan harinya, maka tidak demikian dalam kegiatan Mikat. Mikat biasanya harus di tunggu untuk jangka waktu tertentu, karena hewan yang digunakan dapat hilang atau justru di mangsa oleh hewan lainnya.

Bakarang

Yaitu tradisi berburu ikan disuatu lokasi tertentu, baik berupa kambang (kolam yang dibuat di sawah) maupun di sungai, lubuk, danau serta kolam buatan. Tradisi ini melibatkan banyak orang biasanya terdiri dari satu keluarga besar. Peralatan yang digunakan bermacam-macam mulai dari tangkul, suye (keranjang), sangi, tombak (kujur), tighuk cis (semacam tombak dari sebatang besi) dan lain sebagainya.

Ngarat

Yaitu tradisi berburu ikan di sungai atau sawah dengan cara membendung dengan cara mendesak ikan ketengah dengan menggunakan anyaman bambu.

Najur

Yaitu tradisi berburu ikan dengan menggunakan pancing berukuran besar, dengan ditinggalkan disuatu lokasi tertentu yang di tengarai terdapat ikan berukuran besar seperti, taruman (toman), ruan (ikan gabus), lele, tapa dan lain sebagainya. Peralatan yang digunakan meliputi Pancing dengan gagang dari bambu berukuran sekita satu meter dengan panjang tali pancing kurang lebih sama, dan menggunakan umpan yang dapat menarik perhatian ikan seperti, ikan sepat mata merah (sepat raden), anak kodok hijau, daging siput, dan lain sebagainya.

Corong

Yaitu tradisi berburu ikan dengan membendung muara sungai-sungai kecil dengan menggunakan anyaman bambu yang dibentuk panjang dan semakin meninggi di ujungnya, sehingga ikan yang mengikuti aliran sungai akan terjebak di ujung anyaman yang tinggi sehingga tinggal di ciduk menggunakan peralatan seperti baskom atau ember.

Kamis, 15 Desember 2011

Adat Perjodohan Desa Bailangu


Basindo

Yaitu suatu tradisi yang biasa dilakukan muda mudi sebagai bentuk pendekatan terhadap lawan jenis dalam mencari Jodoh. Tradisi ini biasanya diawali dengan "Ngendakke" yakni pihak laki-laki (bujang) menitipkan pesan lisan kepada seorang perantara (mak comblang) untuk menyampaikan kepada seorang gadis bahwa si bujang (laki-laki) ingin bertemu dan berkenalan disuatu tempat , dan setelah ada tanggapan dari pihak si gadis serta setelah ada kesepakatan bertemu maka dilakukanlah pertemuan tersebut di suatu lokasi tertentu. Biasaya pertemuan lebih banyak di laksanakan sambil duduk di tangga rumah, biasanya si bujang akan duduk di tangga bagian atas sedangkan si gadis di tangga bagian bawah. Ini menyimbolkan bahwa laki-laki Bailangu sebagai calon pemimpin dalam rumah tangga.

Zaman dulu untuk mendekati seorang gadis si bujang harus memahami simbol yang diperlihatkan berupa jalinan rambut sigadis.
  • Jika rambutnya dibiarkan terurai dan tergerai bebas berarti dia "masih jomblo" atau belum memilki pacar dan belum terikat dengan siapapun.
  • Jika rambutnya dikepang kekiri, berarti sigadis sudah ada yang mendekati tetapi dia belum memberikan keputusan atau bisa jadi sebagai simbol penolakan terhadap laki-laki yang mendekatinya.
  • Jika rambutnya dikepang kekanan, berarti sigadis sudah memiliki tambatan hati atau sebagai simbol jawaban pendekatan yang dilakukan laki-laki yang mendekatinya diterima.
  • Jika rambutnya dikepang dua kiri kanan, berarti sigadis telah memiliki tunangan dan sudah tidak dapat diganggu lagi. Dan biasanya jika ada yang nekat, maka akan terjadi kemungkinan bentrokan antara laki-laki tunangannya dengan pihak laki-laki yang berniat merebut sigadis tunangannya, namun jika sigadis melakukan penghianatan terhadap tunangannya maka akan dikenakan denda adat.
Basindo merupakan langkah awal mencari jodoh sebagai tradisi orang Bailangu.

Malasirih

Yaitu suatu tradisi ketika pihak laki-laki (bujang) ingin meminang seorang gadis. Biasanya hal ini dilakukan setelah adanya kesepakatan antara bujang dan gadis untuk melanjutkan kearah jenjang pernikahan. Dimana dalam tradisi ini ada wakil dari pihak laki-laki yang mendatangi keluarga pihak perempuan dengan membawa seperangkat sirih sebagai tanda sekaligus biasanya membawa bukti kesepakatan antara bujang dan gadis seperti kain gadis yang diberikan kepada bujang atau kesepatan tertulis yang telah ditanda tangani oleh kedua sejoli beserta saksi (biasanya ada saksi teman dari kedua sejoli atau orang yang dianggap berkompeten dengan masalah ini seperti perangkat desa atau tokoh masyarakat)

Tandang

Yaitu tradisi setelah adanya penerimaan pinangan dari pihak laki-laki oleh pihak perempuan, maka Keluarga Pihak laki-laki dipersilahkan datang ke keluarga perempuan. Biasanya dalam pertemuan ini dilakukan kesepakatan penentuan hari pelaksanaan Acara Perkawinan meliputi "ngantat petulung", "ngundak ughang", "mbuat ayam mungkul", sampai "hari akad nikah". Juga disampaikan tentang permintaan uang hajatan dan Mas Kawin dari pihak perempuan kepada pihak laki-laki.

Nuwi

Yaitu tradisi mengundang keluarga secara lisan, kerabat dan handai taulan untuk datang ke hajatan, biasanya Nuwi diwakilkan pada anak muda yang mengetahui silsilah kekerabatan, memahami tata etika dan sopan santun, hal ini penting agar tidak ada keluarga dekat yang terlewatkan dalam undangan lisan tersebut. Biasanya orang yang ditunjuk adalah anak muda yang sebelumnya telah dibekali pengetahuan tentang sanak keluarga yang akan diundang, dalam melaksanakan kegiatan Nuwi petugas harus memakai pakaian yang rapi dan sopan seperti memakai Jas, kain tajung sebagai selempang serta tanjak. Dan ketika menyampaikan pesan undangan tersebut duduk bersimpuh atau bersilah lalu mengucapkan kata-kata "kami mewakili keluarga si Anu bin Si Anu, Nak Ngenjuk Tau serte ngajak, bahwa Si Anu Nak ngawinke (menikahkan) Anaknye Tanggal sekian" kemudian petugas memaparkan rencana Tanggal pelaksanaan Negakke Tarup, Ngantat petulung, Ngundak Ughang sampai hari pernikahan.

Negakke Tarup

Yaitu tradisi gotong royong membangun tarup (bangunan tambahan tempat memasak atau berkumpul) yang biasanya dibangun menempel di rumah induk. Bangunan ini juga biasanya digunakan juga untuk menampung bantuan dari sanak saudara berupa sembako maupun keperluan hajatan lainnya.

Anak Belay

Yaitu sanak keluarga yang ditunjuk sebagai petugas mempersiapkan menu untuk hajatan, tugas utamanya memasak Nasi dan air Minum. Biasanya anak belay ditunjuk dari kalangan keluarga dekat yang dipercaya, misalnya menantu atau ipar. Ini mengingat masakan dan minuman merupakan hal krusial yang harus dijaga dalam perhelatan hajatan serta untuk menghindari adanya sabotase dari pihak lain terhadap kegiatan hajatan.

Ngantat petulung

Yaitu tradisi memberikan bantuan ala kadar untuk pihak yang menyelenggarakan hajatan, terutama dalam hajatan pernikahan. Tradisi adalah termasuk ciri khas gotong royong anak melayu. Bantuan biasanya berupa beras, kelapa, ayam, bumbu dapur dan lain sebagainya yang berkaitan dengan keperluan hajatan.

Ngundak ughang

Yaitu tradisi mengumpulkan sanak keluarga, jiron tetangga sebelum hari H pernikahan, pada acara ini kegiatan utamanya adalah memasak dan mempersiapkan segala kebutuhan untuk pesta pernikahan. Pada acara ini biasanya masakan utama yang di masak adalah "Ayam ungkul". yakni ayam yang dimasak dengan bumbu utama santan kelapa tua yang sangat kental, dan merupakan makanan persembahan kepada Pihak kedua mempelai.

Ngarak penganten

Yaitu kegiatan masing-masing mempelai keliling kampung untuk berkenalan dengan keluarga besar pasangannya. Pengantin Laki-laki akan berkunjung dan mendatangi keluarga mempelai perempuan sedangkan mempelai perempuan berkunjung dan mendatangi keluarga mempelai laki-laki. Tujuan acara ini secara umum adalah untuk memperkenalkan pengantin ke khalayak umum dan secara khusus memperkenalkan pengantin dengan keluarga besar pasangannya.

Ngantat ayam ungkul

Tradisi ini bersamaan dengan acara "ngundak ughang" biasanya masak ayam ungkul dilaksanakan pada saat acara ngundak ughang kemudian setelah selesai masak-memasak maka perwakilan keluarga pihak mempelai laki-laki akan berkunjunng ke keluarga mempelai perempuan sambil membawa makanan yang telah dimasak dengan simbol utamanya adalah ayam ungkul, selain itu berbagai kue bolu dan lain sebagainya. Dan biasanya pihak keluarga mempelai perempuan akan membalas dengan memberikan masakan yang telah mereka buat juga. Tradisi ini bermaksud sebagai simbol terjalinnya kekeluargaan antara kedua keluarga.

Ningkuk

Yaitu tradisi berkumpulnya muda-mudi di rumah pihak yang menyelenggarakan hajatan pernikahan, dimana acara ini bertujuan sebagai ajang keakraban sekaligus ajang perkenalan antara muda mudi yang masih lajang untuk mencari pasangan. Biasanya dalam acara ini digelar berbagai permainan seperti duduk rebut bangku dan lain sebagainya.

Ngantat parebot

Yaitu tradisi dimana pihak keluarga perempuan melepas pengantin perempuan kepada pihak pengantin laki-laki sekaligus disertai dengan membawa berbagai perabotan rumah tangga yang biasanya dibeli dari uang permintaan pengantin perempuan seperti peralatan dapur, tempat tidur, lemari pakaian dan peralatan rumah tangga lainnya.

Mintek suke

Yaitu tradisi terakhir dalam sebuah acara hajatan perkawinan, dalam acara ini biasanya digelar pantun bersahut sebagai acara hiburan bagi segenap keluarga besar yang telah menggelar hajatan untuk menghilangkan penat selama kegiatan yang telah menguras tenaga dan waktu. Acara ini dipenuhi gelak dan tawa bahagia sebagai tanda telah diterimanya keluarga baru dalam keluarga besar sekaligus sebagai acara pembubaran panitia perhelatan.




Letak Geografis Desa Bailangu

Bailangu Map — Satellite Images of Bailangu
Original Name Village : Bailangu

Geographical Location : Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia, Asia

Geographical Coordinates : 2° 54' 0" South, 103° 57' 0" East

Untuk melihat dari Satellite Klik disini : Letak Geografis Bailangu
Untuk melihat Prakiraan Cuaca Klik disini : Prakiraan cuaca Bailangu

Bailangu bagian dari sejarah SMB II

Sejak zaman Sultan Mahmud Baddarudin II Desa Bailangu telah menjadi basis pertahanan perjuangan melawan penjajah, menurut cerita kakek kami Haji Muhammad Yusuf Sungai Guci adalah benteng pertahanan Sultan. Dulu ketika itu terdapat tali sling baja ukuran besar yang dibentangkan sepanjang sungai Musi yang diperuntukkan sebagai penghambat kapal-kapal Inggris . Kalau menurut cerita beliau pada masa inilah kakek buyut kami hidup yaitu "Puyang dak bepusat" alias "Ketip Tiudin" Ikuti link berikut mengenai kisah lengkapnya Sejarah Sultan Mahmud Badarudin II  dan juga link berikut wikipedia Buay Langu

Rabu, 14 Desember 2011

Desa Kimak Asal usul ughang Bailangu

Aghai ikak, saat iseng searching di Internet akhirnye kutemukan Desa "kima" yang menurut cerito Nek anang (Haji Muhammad Yusuf) empaikak adalah Desa tempat Keturunan pertamo ughang Bailangu berasal dan menurut cerito beliau, Puyang Abusaka meninggal dan dikuburkan di Desa itu. Ternyate name resmi Desa tersebut adelah Desa Kimak Kecamatan Merawang Kabupaten Sungai Liat Propinsi Bangka Belitung, menurut cerito nek anang Puyang pendiri Desa Bailangu berasal yaitu 'Puyang Abusaka" adelah rantue dai Puyang Janggut, Puyang Mudim, Puyang Lebe dan Puyang Tembesu.

Dang mikak aku belum ade kontak secarek langsung dingen keluarga besar di Desa Kimak, tapi ade sikok Blog ughang Kimak yang kugabung yaitu kimakvillage. Berikut photo yang ku download dai blog tersebut yang menggambarke Desa Kimak.


Semoga ikak menjadi awal kembalinye pertalian saudara sedarah seketurunan tersirat kembali.