Kamis, 30 Januari 2014

Resep Pindang Patin dan Sambal Buah

Hidangan Pindang Patin Lengkap dengan Sambal Buah
Bahan-bahan :
  • Ikan Patin 1 kg
  • Nanas ¼ potong
  • Kemangi
  • Daun Bawang
  • Lengkuas secukupnya (dikeprah)
  • Serai 1 batang (dikeprah)
  • 1 helai daun kunyit
  • 2 helai daun salam
Bumbu yang dihaluskan :
  • 5 siung bawang merah
  • 4 siung bawang putih
  • 3 bh cung kediro
  • 15 bh cabai merah
  • 9 bh cabai rawit
  • 1 bungkus terasi
Cara Memasak :

Masukkan bumbu halus kedalam air 750 ml kemudian direbus, masukan lengkuas, serai, daun kunyit, dan daun salam, tunggu sampai mendidih kemudian masukkan ikan patin dan nanas yang telah dipotong-potong, tunggu sampai ikan masak masukkan daun kemangi dan daun bawang, masak selama 5 menit kemudian angkat. Pindang ikan patin pedas siap disajikan bersama sambal buah yang rasa pedasnya benar-benar pedas.


Bumbu sambal buah :
  • Buah Embam atau Nanas
  • 25 bh cabai merah
  • 5 bh cabai rawit
  • Terasi yang sudah di panggang
Cara membuat sambal buah :

Haluskan cabai merah, cabai rawit dan terasi, kasih garam dan gula secukupnya, cincang-cincang buah Embam atau Nanas, kemudian aduk menggunakan sendok bersama cabai yang telah dihaluskan.

Rabu, 29 Januari 2014

Ikan Tebakang


Ikan Tebakang
Ikan Tebakang atau ikan tambakan yang juga dikenal dalam bahasa Inggris Kissing Gouramy adalah salah satu jenis ikan yang banyak terdapat di sekitar wilayah desa Bailangu. Ikan ini banyak ditemukan saat musim "ayo dalam" dan "musim bakarang" (musim air pasang dan musim panen ikan di embung, lebung, rawa, sawah dan lain sebagainya). Ikan ini disebut juga ikan pencium karena saat sedang mencabut makanan yang menempel di permukaan benda padat, ia menggunakan mulutnya sehingga terlihat seolah olah sedang mencium. Ikan ini banyak ditemukan di area yang terdapat tumbuh-tumbuhan seperti kangkung liar dan enceng gondok. Selain menjadikan tumbuhan ini sebagai tempat persembunyian juga tempatnya mencari makan. Ikan ini termasuk jenis Omnivora atau pemakan segalanya, makanannya berupa lumut, tanaman air, zooplankton dan serangga air.  

Masyarakat Bailangu biasanya menangkap ikan ini di saat air pasang menggunakan jaring atau " jampirai " atau tempirai (sejenis bubu berbentuk vertikal tapi dibuat dari kawat) dan diberi umpan berupa secarik kain bekas yang sebelumnya dibasahi dengan minyak kelapa/minyak goreng, tetapi ketika air surut dan tiba musim bekarang, ikan ini dengan mudah dapat ditangkap menggunakan tangan kosong atau menggunakan sekap, tangguk atau alat menangkap ikan lainya seperti tighuk cis (tombak dari sebatangbesi berukuran sekitar 8-10 ks) yang ujungnya diruncingkan.

Suasana Bekarang
Ikan tebakang termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Di alam liar, dalam waktu kurang dari 15 bulan, populasi minimum mereka sudah bisa bertambah hingga dua kali lipat populasi awalnya. Reproduksi ikan tebakang terjadi ketika periode musim kawinnya yang terjadi antara bulan Mei hingga Oktober. 

Perkawinan antara kedua ikan tebakang yang berbeda jenis kelamin terjadi di bawah tanaman air yang mengapung. Ikan tebakang betina selanjutnya akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan mengapung di antara tanaman air. Tidak seperti anggota subordo Anabantoidei lainnya, ikan ini tidak membuat sarang maupun menjaga anak-anaknya sehingga anak ikan tebakang yang baru menetas sudah harus mandiri. Sehari setelah pertama kali dilepaskan ke air, telur-telur tersebut akan menetas dan setelah sekitar dua hari, anak-anak ikan tebakang sudah bisa berenang bebas.
Telok Tebakang
Telur ikan tebakang terasa lezat dan gurih. Biasanya dimasak dengan cara di goreng, digulai atau di pais (pepes). Uniknya jika terlalu banyak mengkonsumsi telur ikan ini, maka dapat menyebabkan sakit mencret pada anak-anak. Sementara daging ikannya biasanya dimasak atau di buat ikan asin jenis    "balur"  dan "pundang" (hanya menggunakan sedikit garam halus sebagai pemasin). 
Ikan pundang terasa lebih gurih karena tidak terlalu asin dibanding jenis balur, namun daya tahannya tidak seperti balur yang cenderung lebih tahan disimpan dalam waktu yang relatif lama. 
Pundang Tebakang

Hal ini karena proses pengawetan dengan cara merendam pundang menggunakan air garam,   waktunya lebih singkat dibanding dengan saat pembuatan balur. Selain dibuat ikan asin, kadang ikan tebakang juga diolah menjadi "ikan salai" (ikan asap). Cara pengolahannya adalah ikan tebakang yang telah dibersihkan (dibuang kotorannya dan dicuci bersih) lalu di hamparkan di atas anyaman bambu selebar tikar dan di bentangkan di atas empat tiang kemudian ditutup daun pisang, lalu dibawahnya di buat api unggun yang berfungsi untuk membuat asap untuk mengeringkan ikan. Biasanya proses ini memakan waktu satu hari atau satu malam. 

Selasa, 21 Januari 2014

Berita seputar tokoh Bailangu

Wim Iskandar Zulkarnaen salah seorang tokoh masyarakat Bailangu yang berada di Jakarta telah di tunjuk menjadi Direktur Eksekutif sebuah perusahaan tambang yang berbasis di Australia, hal ini tentunya menjadi kebanggaan sekaligus menjadi contoh bahwa ughang Bailangu tidak hanya dapat berkiprah di kancah daerah, bahkan dapat berkiprah di dunia Internasional. Hal ini tentunya berdasarkan tekad, kemauan serta keyakinan dan tentunya tidak kalah penting adalah Ridho dari Orang tua dan Tuhan yang Maha Kuasa Allah Subhannahu wata'ala. Semoga ini menjadi pemicu semangat anak Bailangu lainnya. Berikut berita yang Admin upload dari sebuah situs dalam dan luar negeri :



MigasReview, Jakarta- Wim Zulkarnaen ditunjuk sebagai direktur eksekutif Killara Resources, perusahaan energi yang berbasis di Australia, per 28 November 2013.
Dalam keterangannya kepada Bursa Australia, akhir pekan lalu, Killara menyebutkan bahwa Wim yang sebelumnya menjabat sebagai non-direktur eksekutif ini, akan mengawasi operasional Killara di Jakarta.
Wim memiliki gelar MBA dari RVB/MSM Belanda dan berpengalaman 30 tahun dalam investment finance, perbankan dan agribisnis. Wim adalah pendiri dan direktur utama BBIP Palm Group, dan juga pendiri dan managing shareholder sejumlah perusahaan, antara lain PT Agri Capital Resources Group, PT Bailangu Capital, PT IES Nusantara, PT Tempirai Energy Resources, dan PT Kikim Resources.
“Wim juga merupakan salah satu direktur di WIZ Investment Pty Ltd dan saat ini memiliki saham terbesar di Killara sebesar 19,17 persen,” kata Sekretaris Perusahaan Killara Resources Leah Watson. (cd)   Link beritanye ...

Wim Iskandar Zulkarnaen BcIP, MBA
Executive Director, Killara Resources Limited
Mr. Wim Iskandar Zulkarnaen, BcIP, MBA is the Founder of BBIP Palm Group and Proteksindo Group and serves as its President Director. Mr. Zulkarnaen is the Founder and Managing Shareholder of several other companies including: PT Agri Capital Resources Group, PT Bailangu Capital Investment, PT IES Nusantara, PT Tempirai Energy Resources, PT Kikim Resources, PT Pampangan Palm Resources. He has more than 20 years of extensive hands-on management experience in investment finance, banking and agribusiness. Mr. Zulkarnaen served as the Chief Executive Officer and President Director at Solegna Investments BV (Holland) from 2006 to ­ 2008. He served as Chief Executive Officer and President Director of PT Multrada Multi Maju, PT Padang Bolak Jaya, PT Trimitra Sumberperkasa and PT Perjapin Prima. He served as Chief Executive Officer at Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Group from 2001 to 2005. He served as Commercial Director & President Director Pacific Rim Indonesia at CDC Capital Partners/CDC Group plc from 1991 to ­ 2001. Mr. Zulkarnaen served as General Manager at ORIX Indonesia Finance from 1985 to 1990. He has been an Executive Director at Killara Resources Limited since November 28, 2013, and served as its Non Executive Director from May 22, 2013 to November 28, 2013. Mr. Zulkarnaen holds an MBA from RVB/MSM Holland. Link beritanye ...

Kamis, 16 Januari 2014

Berita Seputar Bailangu ...

PELANTIKAN KADES BAILANGU BARAT
ACARA PELANTIKAN


SEKAYU, beritamuba.com - 

Bupati Musi Banyuasin H Pahri Azhari kembali melakukan pelantikan Kepala Desa (Kades). Kali ini giliran 7 Kades di Kecamatan Sekayu yang dilantik serentak, Selasa (24/12/2013) petang, di Desa Bailangu.


Kepala Desa yang diambil sumpahnya yaitu Hamza Kades Bailangu Barat, Nazori Kades Teladan, Rosidik Kades Bandar Jaya, Hardi Kades Rimba Ukur, Imran Kades Sungai Batang, Askandi Kades Lumpatan II, dan Syahrudin Kades Sungai Medak. Mereka dilantik untuk periode 2013-2019.



"Tujuh kades yang dilantik oleh Bupati Muba ini adalah hasil dari pelaksanaan pilkades yang diselenggarakan dari Oktober hingga Desember 2013," jelas Camat Sekayu H Suhaimi SH MH.



Sementara itu, Bupati Muba H Pahri Azhari mengingatkan 7 kades yang baru dilantik, agar serius mengabdi untuk mensejahterakan masyarakatnya. "Kades harus benar-benar mengabdi untuk kesejahteraan masyarakat. Kades harus dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakatnya," ujar Bupati Muba.


H Pahri Azhari juga meminta kepada Kades dan masyarakat desa di Kecamatan Sekayu untuk mendukung Program Satu Miliar Satu Desa. Menurutnya, Program Satu Miliar Satu Desa sangat bermanfaat bagi masyarakat. Dirinya berharap, melalui program ini tidak ada lagi desa tertinggal di Muba.


“Kades dan masyarakat desa di Kecamatan Sekayu harus mendukung program yang hanya satu-satunya di Kabupaten/ Kota di Provinsi Sumatera Selatan," harap Bupati Muba.


Pada acara tersebut diserahkan pula bantuan dari Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin berupa Kartu Jaminan Muba Sehat kepada Kades yang dilantik, bantuan dana untuk anggota rebana pengajian, serta bantuan sembako kepada masyarakat yang kurang mampu.

(Penulis: Fitria Anjelina , Editor: Amiriansah) Link beritanye....



Ikan Tapa yang berhasil ditangkap seberat 40 Kg.

SRIPOKU.COM, SEKAYU - NELAYAN BAILANGU

Musim banjir yang identik dengan musibah kini menjadi berkah bagi seorang nelayan di Desa Bailangu, Kabupaten Muba, bernama Wardan. Pasalnya ia mendapatkan ikan tapah seberat 40 Kg yang menyangkut di jala miliknya. Dengan cukup susah akhirnya ikan tersebut berhasil dibawa ke darat dan ditimbang, Rabu (15/1/2014). Saat ini ikan tersebut sudah ada yang menawarnya yaitu salah satu pedagang ikan di Pasar Sekayu. Wardan menagkap ikan ini menggunakan rawai. Link beritanye : Klik di sikak ..! yang lebih lengkap bace di  : antaranews

Asal Nama Bung Jenamet & Danau Ngas Cundung

Pada postingan kali ini, saya ingin sedikit berbagi pengetahuan tentang latar belakang sejarah nama beberapa daerah/wilayah di Desa Bailangu sepengetahuan yang saya dapat. Diantara nya adalah sebagai berikut :

Bung Jenamet 
Bung Jenamet adalah nama sebuah wilayah yang terletak di Utara (sebelah darat) desa Bailangu, tepatnya di sebelah kanan pertigaan ulu dusun sekarang, kira-kira di belakang rumah Haji Jamal dan Haji Taridi dan lebih tepatnya di belakang areal sawah ayahanda kami Haji Alimaskaro. "Bung Jenamet" sendiri berasal dari dua kata "bung" dan "jenamet". Bung berasal dari kata "Embung" atau "Lebung" atau suatu wilayah berbentuk rawah agak dalam karena kontur tanahnya berbentuk cekungan sehingga menjadi tempat penampungan air ketika kemarau menjelang, sedangkan kata "Jenamet" berasal dari kata "Dinamit" yakni jenis bahan peledak yang dikenal secara luas. Mengapa wilayah ini disebut bung jenamet? Menurut sejarah yang diceritakan pada saya dari kakek kami Haji Muhammad Yusuf atau Pengawa Yusuf adalah terkait dengan peristiwa sekitar tahun 1930, dimana wilayah ini dilakukan penyelidikan oleh Belanda mengenai kandungan minyak bumi di wilayah Desa Bailangu. Kemudian di Wilayah ini dilakukan peledakan menggunakan dinamit hingga terbentuk lubang yang cukup besar yang dikemudian hari menjadi tempat berkumpulnya ikan ketika musim kemarau tiba. Karena itulah masyarakat Bailangu menamakan wilayah ini dengan sebutan "Bung Jenamet".

Danau Ngas Cundung 

Danau ini terletak di Selatan (seberang) Desa Bailangu, untuk mencapai danau ini dapat menggunakan perahu melalui "Sungai Kemang" selama kurang lebih 1 jam. Saya pernah memancing di danau ini sekitar tahun 1980. Mengapa Danau ini disebut "danau ngas cundung"? Sebabnya adalah karena disekitarnya ditumbuhi oleh pohon rengas,  dan hampir semua pohon rengas tersebut condong kearah tengah danau. Itulah mengapa Danau ini disebut "Danau Ngas Cundung" dalam bahasa Bailangu. Saat ini saya kurang mengetahui, apakah pepohonan rengas di sekitar danau ini masih seperti dulu atau telah mengalami perubahan, karena saat musim kemarau panjang sekitar tahun 1997 banyak pepohonan disekitar Desa Bailangu yang mati karena terbakar.