Kamis, 18 Juli 2013

Ikan betok


Ikan Betok

Betok adalah salah satu jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Bailangu. Hampir setiap terjadinya air pasang tahunan imbas luapan air dari sungai batanghari leko atau Bataleke maka ikan ini segera muncul dan menjadi daya tarik bagi masyarakat yang suka memancing. Dan ketika air telah surut maka ikan betok banyak ditemukan di areal kolam di persawahan yang biasa disebut “kambang” atau dirawa-rawa, sungai-sungai kecil yang telah surut, bahkan dapat juga ditemukan di lubang galian jalan atau lubang gansir. Saat terjadi hujan deras, sering kali ikan ini naik ke daratan di pematang sawah. Pada puncak panen ikan yang disebut “bakarang”, ikan betok biasanya banyak didapat selain sepat siam, ikan tabakang, ikan ruan (gabus), sepat raden maupun ikan taruman (toman). Tesktur dagingnya yang lembut dan berminyak merupakan daya tarik dari ikan ini. Masyarakat Bailangu mengenal dua jenis ikan betok yakni “Betok Batun dan Betok ijat dian”. Betok Batun adalah jenis betok yang berukuran cukup besar berukuran sekitar 10-15 cm, sedangkan betok ijat dian untuk menyebut betok yang berukuran kecil sekitar 3-5 cm atau jenis anakan.


Betok batun

Betok adalah jenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik (Jawa.), puyu (Malaysia.) atau pepuyu (bahasa Banjar). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada kemampuannya memanjat ke daratan. Nama ilmiahnya adalah Anabas testudineus (Bloch, 1792).

Ikan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku.

Sisi atas tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping (lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (kadang-kadang tak jelas kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang.

Sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri.

Kebiasaan dan penyebaran :

Ikan ini memangsa aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Betok jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar.

Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, betok bernapas dalam air dengan insang. Akan tetapi seperti ikan gabus dan lele, betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin (labyrinth organ) di kepalanya, yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih berair. Betok mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimekarkan, dan berlaku sebagai semacam ‘kaki depan’. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati.

Ikan ini menyebar luas, mulai dari India, Tiongkok hingga Asia Tenggara dan Kepulauan Nusantara di sebelah barat Garis Wallace.

Cara mendapatkan ikan ini masyarakat Bailangu biasanya menggunakan alat selain pancing yaitu : "bubu", jampirai, sekap, maupun dengan cara unik yaitu dengan memukul permukaan air menggunakan sebilah bambu pipih atau belahan bambu yang disebut "kepuk", ketika permukaan air dipukul maka betok yang kaget akan berusaha bersembunyi di dalam lumpur, saat itulah akan terlihat buih maupun lumpur yang terangkat ke permukaan air, lalu disekitar tempat tersebut dipasang sekap yakni perangkap ikan berbentuk kerucut yang bagian atasnya berlubang dan terbuat dari anyaman bambu sehingga betok yang terkurung tidak dapat lari dan tinggal ditangkap dengan tangan dengan cara meraba di seputar sekap tersebut. Pada kebanyakan daerah dengan dipancing berumpan cacing, akan tetapi ada juga dengan menggunakan jangkrik, cilung (ulat bambu). Di Kalimantan Tengah dan Banjarmasin, penduduk setempat mempunyai cara tersendiri, yakni dengan mencampur telur semut (kroto) dengan getah karet dan dimasak dengan cara dikukus. Selain untuk ikan betok, umpan ini juga dapat sebagai umpan ikan seluang.

Betok panggang
Masakan

Masyarakat Bailangu umumnya memasak ikan ini dengan cara di panggang, digoreng, digulai pindang atau gulai tempoyak, maupun semur. Khusus kepalanya biasanya dibuat sebagai bahan baku masakan fermentasi yang disebut Petis. Masyarakat Banjar dan pesisir Kalimantan Tengah memiliki menu khas dari ikan betok (pepuyu dalam bahasa setempat). Pepuyu bakar terkenal sebagai masakan yang enak dari daerah Banjarmasin. Dikenal pula wadi pepuyu, ikan betok yang dibuang sisik, jerohan, dan insangnya dan difermentasi dengan bantuan garam dalam wadah beling. Wadi pepuyu dimasak sesuai selera, digoreng atau disayur.

Tidak ada komentar: