Sabtu, 20 Juli 2013

Katola (Pare Ulo)


Katola adalah salah satu jenis sayuran yang biasa ditanam oleh masyarakat Bailangu. Tanaman ini biasanya ditanam di pematang sawah maupun di kebun atau dihalaman rumah. Musim tanamnya biasanya menjelang tandur padi, dan disaat panen biasanya sayuran ini telah berbuah dan dapat dinikmati sebagai sayuran atau lalapan yang direbus atau di uap pada nasi. Cukup sulit juga menemukan literature mengenai tanaman ini di internet karena perbedaan nama dan penyebutannya. Setelah searching di google ternyata Katola di kenal dengan nama Pare Ulo atau Pare Belut. Katola memiliki bau yang khas saat masih mentah, namun setelah kulitnya yang tipis berwarna hijau bergaris putih dikikis lalu dicuci dengan air kemudian direbus, rasanya seperti labu manis atau seperti rasa kisik/oyong/gambas  . Katola mungkin saat ini telah menjadi tanaman langkah, sehingga banyak yang sudah tidak mengenalnya terutama generasi muda. Untuk itulah kali ini redaksi menyampaikan sedikit gambaran tentang tanaman ini yang mungkin bermanfaat sekaligus dapat bernostalgia sembari mengingat kampung halaman.


Nama lain

Katola disebut juga  Pare Belut/Pare Ular (Pare Ulo) karena bentuk buahnya yang unik memanjang seperti belut panjangnya antara 30-110 cm  dan  berdiameter 4-8 cm.


Katola dikenal dengan nama Latin : Trichosanthes anguina.
Dahulu, forma-forma Pare Belut dianggap sebagai spesies yang berbeda. 

Namun, kini dianggap sebagai varietas :
-
Trichosanthes cucumerina var. anguina (L.) Haines – varietas yang dibudidayakan
-Trichosanthes cucumerina var. cucumerina – varietas liar

Tanaman pare ini termasuk dalam keluarga atau family Cucurbitaceae atau keluarga mentimun dan labu.  Untuk menanam katola atau pare belut tidak susah, karena tanaman ini sangat mudah tumbuh dimana saja, tapi saat ini mungkin bibitnya langka dijumpai di pasaran.  Seperti menanam sayuran yang merambat, kita harus menyediakan para-para atau dalam bahasa Bailangu disebut“Unjo” agar buahnya yang menjuntai ke bawah bisa dengan mudah dipetik.  Satu lagi yang unik, agar buah katola bisa lurus, pada saat buah masih kecil dapat diberi tali pemberat.   Agar didapatkan buah yang lurus memanjang.    

Manfaat Katola
Banyak bagian tanaman ini digunakan termasuk biji, buah dan akar. Buah katola bisa dipakai sebagai obat cacing, dan pencahar. Penggunaan lain yang menarik konon katanya  buahnya dapat digunakan sebagai pengganti sabun.

Cara memasak
Pada umumnya sayuran ini dimakan sebagai menu pelengkap makan nasi yakni sebagai lalapan yang direbus terlebih dahulu. Namun kadangkala dimasak dengan cara ditumis atau sayur bening. Cita rasanya sama seperti sayur kisik/oyong/gambas, bahkan lebih terasa seperti labu manis. 

Tidak ada komentar: