Kamis, 16 Januari 2014

Asal Nama Bung Jenamet & Danau Ngas Cundung

Pada postingan kali ini, saya ingin sedikit berbagi pengetahuan tentang latar belakang sejarah nama beberapa daerah/wilayah di Desa Bailangu sepengetahuan yang saya dapat. Diantara nya adalah sebagai berikut :

Bung Jenamet 
Bung Jenamet adalah nama sebuah wilayah yang terletak di Utara (sebelah darat) desa Bailangu, tepatnya di sebelah kanan pertigaan ulu dusun sekarang, kira-kira di belakang rumah Haji Jamal dan Haji Taridi dan lebih tepatnya di belakang areal sawah ayahanda kami Haji Alimaskaro. "Bung Jenamet" sendiri berasal dari dua kata "bung" dan "jenamet". Bung berasal dari kata "Embung" atau "Lebung" atau suatu wilayah berbentuk rawah agak dalam karena kontur tanahnya berbentuk cekungan sehingga menjadi tempat penampungan air ketika kemarau menjelang, sedangkan kata "Jenamet" berasal dari kata "Dinamit" yakni jenis bahan peledak yang dikenal secara luas. Mengapa wilayah ini disebut bung jenamet? Menurut sejarah yang diceritakan pada saya dari kakek kami Haji Muhammad Yusuf atau Pengawa Yusuf adalah terkait dengan peristiwa sekitar tahun 1930, dimana wilayah ini dilakukan penyelidikan oleh Belanda mengenai kandungan minyak bumi di wilayah Desa Bailangu. Kemudian di Wilayah ini dilakukan peledakan menggunakan dinamit hingga terbentuk lubang yang cukup besar yang dikemudian hari menjadi tempat berkumpulnya ikan ketika musim kemarau tiba. Karena itulah masyarakat Bailangu menamakan wilayah ini dengan sebutan "Bung Jenamet".

Danau Ngas Cundung 

Danau ini terletak di Selatan (seberang) Desa Bailangu, untuk mencapai danau ini dapat menggunakan perahu melalui "Sungai Kemang" selama kurang lebih 1 jam. Saya pernah memancing di danau ini sekitar tahun 1980. Mengapa Danau ini disebut "danau ngas cundung"? Sebabnya adalah karena disekitarnya ditumbuhi oleh pohon rengas,  dan hampir semua pohon rengas tersebut condong kearah tengah danau. Itulah mengapa Danau ini disebut "Danau Ngas Cundung" dalam bahasa Bailangu. Saat ini saya kurang mengetahui, apakah pepohonan rengas di sekitar danau ini masih seperti dulu atau telah mengalami perubahan, karena saat musim kemarau panjang sekitar tahun 1997 banyak pepohonan disekitar Desa Bailangu yang mati karena terbakar.

Tidak ada komentar: